Kampus Pentol Mahasiswa
Karya: Dhahrul Mustaqim
Waktu itu pukul setengah empat sore, saatnya jam istirahat
kuliah. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi keluar dengan riangnya. Karena di dalam
kelas sudah mata kuliahnya nggak enak, dosennya monoton pula, ditambah lagi
para mahasiswa dan mahasiswi ricuh sendiri, "mungkin lagi arisan
yak". Dan tanpa ada yang memerhatikan temannya yang lagi presentasi
didepan kelas. Mungkin hanya sebagian orang yang mendengarkan. Paling cuman 1,
2, 3 mahasiawa saja, yah itu mahasiawa akademisi "hehehe" pusing
kepala rasanya.
Sebelum
itu, si (PP) Penjual Pentol sudah stand by di halaman kampus. Memarkir
sepedahnya dengan rapinya, berjajar seperti barisan panglima perang. Sambil
menunggu pembeli, si (PP) Penjual Pentol kipas-kipas pentolnya.
"Biar
Laris Manis" katanya.
Pada
akhirnya para mahasiswa dan mahasiswi keluar dari kampus atau bisa disebut "Penjara
Suci". Dimana kita dituntut dan dibimbing untuk menjadi calon
seorang guru. Sambil berlari keluar dari kelas, khususnya para Mahasiswi
berteriak dengan keras dan kompaknya "Mbah Tuo, beli Pentol....".
Alangkah
ramainya suasana, tiga penjual pentol dikerubungi puluhan mahasiswi yang
cantik-cantik dan imut-imut. Betapa rapinya barisan yang dibuat mahasiswi yang
sedang antre membeli pentolnya Mbah Tuo tersebut. Tak lupa mereka masuk ke
dalam kelas dengan tertibnya. Para mahasiswi juga berbaik hati kepada temannya
yang masih antre membeli pentol. Sabar ya kawan.
Social Footer