Dari Mahasiswa yang Menyayangimu
Dear Dosenku tercinta,
Bapak dan Ibu Dosen, Anjuran Pemerintah Itu Kuliah Online Bukan Tugas Online
Bukannya memberikan kuliah online, mahasiswa malah diberi tugas banyak. Inikan bikin kami stres padahal harusnya untuk melawan corona itu harus menjaga kesehatan jasmani dan rohari, tentunya juga tidak boleh stres.
Sebagai dampak dari Pandemi ini, hampir semua kampus di Indonesia diliburkan tak luput kampus tercinta IAINU Tuban, sehingga sistem perkuliahan diganti dengan menggunakan sistem daring. Banyak kejadian lucu dan menggelikan memang selama perkuliahan online, mulai dari muka bantal mahasiswa yang malas-malasan, tingkah dosen yang kocak di grup whatsapp dengan mahasiswa dan masih banyak lagi, akan tetapi satu hal yang dialami oleh hampir semua mahasiswa di Indonesia adalah jam perkulihan online yang tak kenal waktu dan tugas yang justru makin menumpuk selama perkuliahan online.
Sebenarnya perkuliahan di kampus IAINU Tuban harusnya sudah berjalan normal tanggal 30 Maret 2020, sebelum akhirnya kembali diperpanjang hingga 5 April 2020 melalui surat edaran baru. Ya, karena hal ini pula teman saya banyak yang mengeluh mengapa wabah ini tidak kunjung berhenti. Gimana mau berhenti system imun tubuh sudah terkuras oleh kestresan tugas online, hahahahaha. Skip. Keluh kesah teman-teman saya disebabkan tugas yang diberikan oleh dosen justru makin banyak, alih-alih memberikan kuliah online seperti yang seharusnya.
Tugas datang tak kunjung henti, keluhan teman-teman juga sama. Saya sendiri terbilang orang yang santai menanggapi ini, tetapi rasanya kasihan juga melihat teman-teman yang lain. Mereka mempertanyakan alasan pemberian tugas ini, mengapa tidak memperbanyak pemberian materi secara online saja, toh sudah banyak platform yang bisa digunakan untuk itu, hal ini tentu lebih baik dibandingkan dengan memberi tugas tak kunjung henti. Memberikan tugas tentu perlu tapi tolong diberikan dalam batas wajar.
Teman-teman merasa semenjak perkuliahan tatap muka diliburkan justru tugas lebih menumpuk, agak kontras dengan imbauan yang banyak lewat di sosial media agar kita senantiasa menjaga kesehatan dan tidak stres dengan virus ini, loh gimana nggak stres tugasnya segunung begini. Mungkin banyak orang-orang yang bakal bilang, ah lebay baru gitu doang, di jimin ki libih sisih tigisnyi. Ya itu di jamanmu.
Sudah semestinya dosen lebih memprioritaskan untuk memberikan kuliah online, saya tidak menggeneralisir semua dosen rajin memberikan tugas bagi mahasiswanya, saya yakin masih banyak dosen lain yang pengertian terhadap mahasiswanya. Tugas seharusnya hanya menjadi bentuk evaluasi setelah pemberian materi, tetapi justru banyak tugas yang diberikan yang bahkan materi dalam tugasnya saja belum dipaparkan sama sekali di perkuliahan, jadi terkesan hanya formalitas sebagai bentuk perkuliahan telah berlansung.
Akibat dari banyaknya tugas pula, grup whatsapp perkuliahan menjadi sedikit kaku dan teman-teman menjadi sedikit sensitif dan mudah marah, saya juga kurang tau kenapa hal itu bisa terjadi tetapi itulah kenyataanya. Hanya beberapa orang saja yang bisa dibilang aktif mengeluarkan candaan atau lelucon-lelucon ke grup dengan niat mencairkan suasana, tetapi ironinya justru kami lah para pelawak grup yang sering dituduh telah menyelesaikan tugas dan enggan membagikannya ke teman-teman yang lain.
Hei ayolah! Kami bukannya tidak memikirkan tugas hanya saja tidak ingin menjadikan tugas tersebut menjadi beban, sudah cukup virus corona yang menjadi masalah, sekarang mau nambah masalah lagi. Haduh.
Hal-hal lain yang terjadi adalah dosen yang sering dighibahi dan dijadikan bahan obrolan di grup whatsapp angkatan, ya tentu saja tidak mungkin membicarakan mereka di grup whatsapp mata kuliah bukan. Entah yang dighibahi adalah typingnya, emoticonnya, dan terakhir yang paling sering dijadikan bahan adalah lelucon yang mereka keluarkan.
Mungkin maksud dosen kami adalah ingin mencairkan suasana agar tidak terlalu tegang tetapi jadinya justru sedikit garing bahkan ada yang cenderung nakal. Akhirnya karena kami mahasiswa baik hati dan senantiasa menghargai segala jenis lelucon termasuk dosen jokes, kami pun merespon dengan emot tertawa terpingkal-pingkal dan selanjutnya sudah bisa ditebak, kami membicarakan lelucon tersebut di grup angkatan. Yang perlu digaris bawahi adalah kami bukannya tidak menghargai mereka, kegiatan ini sebagai bentuk pelepas penat saja.
Kami tentu menghargai setiap dosen pengampuh mata kuliah, dan saya yakin mereka juga berpikir demikian dan mencari segala cara agar kami tetap mendapatkan pembelajaran seperti biasanya di tengah kondisi sekarang. Tetapi alangkah baiknya, yaaaa … Tugasnya dikurangi lah Pak..!! Bu..!!, perbanyak kuliah online seperti yang seharusnya. Kami bukannya manja atau gimana tetapi hanya meminta sedikit kebijaksanaan dari bapak dan ibu dosen yang terhormat. Akhir kata, terima kasih!
Oleh: Khoirul Huda
Semester: VI
Status: Mahasiswa yang Tersiksa
Tentang penulis:
Khoirul Huda mahasiswa semester VI PAI reguler pagi yang sebentar lagi akan melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN).
Social Footer