Pada Sabtu 28 Desember 2024 pukul 11:40 WIB di auditorium gedung KH. Hasyim Asy’ari lantai dua telah dimulainya pembukaan SILATWIL (Silaturahmi Wilayah) BEM PTNU Se-Jawa Timur dengan tema “Peran Mahasiswa NU sebagai Motor Penggerak Berbasis Potensi Daerah”. Yang tentu saja secara tidak langsung menjadikan Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban sebagai tuan rumah bagi SILATWIL di tahun ini. Adapun kegiatan SILATWIL kali ini diadakan selama dua hari, yakni dari tanggal 28 sampai 29 Desember 2024. Kegiatan berlangsung khidmat dan sangat meriah.
Acara dimulai dengan pembukaan yang dipandu oleh dua MC membanggakan milik IAINU, menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars shubanul waton. Yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama dibawakan oleh Presiden Mahasiswa BEM IAINU Sefty Hasan Khusaini. Sambutan kedua A. Najib Ad Daroin, selaku koordinator wilayah Jawa Timur. Sambutan yang ketiga perwakilan dari Sekretaris Nasional, sambutan yang keempat yaitu perwakilan dari POLRI Jawa Timur. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Rektor IAINU Tuban Prof. Dr. M. Syamsul Huda, M.Fil.I yang lalu diteruskan sambutan dari Dewan Perwakioan Rakyat Ibu Ratna Juwita sekaligus membuka acara pada SILATWIL BEM PTNU Se-Jawa Timur. "Peran sosial mahasiswa ada 3 yaitu iron stock yaitu generasi-generasi yang memiliki kompetensi dan menjadi individu pilihan, guardian of value yaitu mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai yang luhur serta mulia milik Indonesia yang harus dilindungi, dan agent of change yaitu mahasiswa diharapkan mampu menjadi sosok dari agen perubahan dan menjadi Sumber Daya Manusia yang mampu membawa perubahan" Terang Ratna Juwita dalam sambutannya. Acara pembukaan ditutup dengan do’a yang dipandu oleh Yai Miftah.
Berjalan memasuki jam makan siang, pukul 12:18 WIB Seminar Nasional dimulai sebagai bagian dari agenda SILATWIL di hari pertama. BEM IAINU mengundang A. Atho’illah sebagai pemateri. Memaparkan tentang esensi mahasiswa sebagai motor penggerak bangsa yang tentu juga menjadi tantangan terbesar bagi peran mahasiswa itu sendiri.
“Kita tidak perlu jauh-jauh membahas tentang mahasiswa NU sebagai motor penggerak bangsa. Coba kita pikir kembali, benarkah kita merupakan motor penggerak bangsa yang tepat? Jika kita masih terkungkung dalam bermain HP??” Imbuhnya memulai pembahasan seminar pada siang hari ini. Mahasiswa dibuat berpikir tentang budaya dan habit mereka yang terlepas dari genggaman sebuah gawai. “Bukankah kita selama ini digerakkan oleh motor penggerak yang sering kita lihat selama sisa hidup kita?! Bagaimana bisa mahasiswa NU menjadi motor penggerak bangsa jika penggeraknya saja dikendalikan oleh penggerak yang lain?!” Tambah Mas Atho’illah dalam orasi ilmiahnya.
Seminar nasional ditutup pada pukul 13:30 WIB dan diselingi dengan ishoma sampai pukul 15:20 WIB. Kemudian peserta SILATWIL diminta kembali memasuki forum kembali pada pukul 15:30 WIB untuk mengikuti program kerja masing-masing dari satu zona yang terdiri dari 20 orang mahasiswa dari setiap zona untuk menyukseskan kongres BEM PTNU Se-Jawa Timur yang akan diselenggarakan pada Maret depan tahun 2025 mendatang (tanggal belum ditentukan oleh pihak yang bersangkutan). Acara ini akan dilanjutkan kegiatan bersholawat setelah pukul 17:01 WIB.
Reporter : Alfia Rahma N.K. dan Maulida Sufi Hindun
Social Footer