Breaking News

Opini STOP Normalisasi Hal yang Tidak Lucu

 

STOP Normalisasi Hal yang Tidak Lucu

Karya: Halimee

Belakangan ini, marak bermunculan konten-konten anak kecil yang memuat muatan dewasa. Fenomena ini sering kali dianggap sebagai hiburan oleh orang dewasa, bahkan dianggap lucu. Contohnya, video anak-anak SD yang berpacaran, baik dari akun si anak sendiri maupun dari video yang direkam oleh orang dewasa untuk diviralkan.

Namun, perilaku ini seharusnya tidak dianggap lelucon. Normalisasi terhadap konten semacam ini menunjukkan adanya pola pikir yang salah di masyarakat. Padahal, konten seperti ini dapat menimbulkan dampak negatif, terutama bagi perkembangan mental anak-anak dan remaja. Sebagai orang dewasa, kita bertanggung jawab untuk tidak mendorong terciptanya budaya yang justru merusak nilai-nilai moral mereka.

Kenakalan remaja saat ini sudah menjadi fenomena yang semakin memprihatinkan. Tidak sedikit remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas akibat kurangnya pemahaman tentang batasan moral dan etika. Bahkan, banyak dari mereka yang menganggap hubungan badan dengan kekasih sebagai bentuk kasih sayang yang wajar. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, termasuk dari bagaimana masyarakat, media sosial, dan orang dewasa memperlakukan isu-isu sensitif ini.

Lebih ironisnya lagi, perilaku remaja yang berduaan di tempat umum atau tempat sepi sering kali dianggap hal biasa. Mereka merasa tidak ada teguran atau larangan yang tegas, karena kita sebagai orang dewasa sering kali membiarkan hal tersebut. Tragisnya, alih-alih memberikan nasihat atau pengarahan, kita justru mengabadikan momen-momen seperti itu dalam bentuk video, memviralkannya, dan menjadikannya bahan hiburan.

Peran Media Sosial dalam Normalisasi

Komentar-komentar di media sosial turut memperburuk situasi ini. Banyak netizen yang menanggapi video-video semacam itu dengan candaan, seperti, "Dulu waktu kecil sering lihat orang dewasa pacaran, sekarang pas dewasa malah lihat anak kecil pacaran," atau, "Aku yang udah tua kalah sama anak kecil." Komentar-komentar seperti ini mencerminkan betapa masyarakat sudah menganggap normal perilaku yang seharusnya tidak pantas. Media sosial, yang seharusnya menjadi wadah untuk edukasi, justru sering menjadi tempat untuk menyebarkan konten negatif.

Dampak Jangka Panjang

Normalisasi semacam ini membawa dampak besar bagi perkembangan anak-anak. Anak-anak yang terbiasa melihat dan terpapar perilaku pacaran sejak kecil akan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang lumrah. Pada awalnya, mungkin mereka hanya terlibat dalam percakapan ringan atau saling berkirim pesan. Namun, seiring waktu, perilaku ini dapat berkembang menjadi tindakan yang melewati batas. Akibatnya, tidak sedikit remaja yang terjerumus dalam hubungan yang tidak sehat hingga menyebabkan kehamilan di luar nikah. Hal ini kerap berujung pada dispensasi usia untuk menikah di KUA.

Tanggung Jawab Orang Dewasa

Penting untuk diingat bahwa kasus kenakalan remaja tidak sepenuhnya salah mereka. Kita, sebagai orang dewasa, memiliki peran besar dalam membentuk lingkungan yang mendukung perkembangan moral dan etika mereka. Sayangnya, banyak dari kita yang lalai, baik karena terlalu sibuk dengan urusan pribadi maupun karena kurang peka terhadap kebutuhan anak-anak di sekitar kita.

Ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk mengatasi masalah ini. Pertama, berhenti menormalisasi konten anak kecil bermuatan dewasa dan menganggapnya lucu. Kedua, memberikan edukasi yang tepat tentang batasan moral, termasuk pendidikan seksual yang sehat dan sesuai usia. Ketiga, memperkuat pengawasan terhadap anak-anak, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.

Saatnya Menjadi Bagian dari Solusi

Kita semua memiliki peran dalam menciptakan generasi yang lebih baik. Hal kecil, seperti tidak memberikan ruang bagi konten negatif di media sosial, dapat memberikan dampak besar. Selain itu, mari bersama-sama meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak dan remaja di sekitar kita, dengan memberikan arahan yang positif dan menanamkan nilai-nilai moral yang kuat.

Sebagai orang dewasa, sudah seharusnya kita menjadi contoh yang baik, bukan malah menjadi bagian dari masalah. Mari kita hentikan normalisasi hal yang tidak lucu dan mulai membangun lingkungan yang lebih sehat untuk generasi mendatang.

 

 

Cari sesuatu di sini

Close