Breaking News

Manis yang Menggoda dari Desa Klutuk Tape Singkong Bu Asih, Citra Rasa Tradisi yang Tak Lekang oleh Waktu


 TUBAN — Di sudut Desa Klutuk, Kecamatan Tambakboyo, aroma manis khas tape singkong menyambut setiap pengunjung yang datang. Di balik aroma itu, terdapat sosok sederhana bernama Bu Asih, perajin tape tradisional yang telah puluhan tahun menjaga cita rasa khas Tape Singkong Mbak Asih — camilan manis yang kini menjadi kebanggaan warga setempat.

Tape Mbak Asih bukan sekadar jajanan pasar biasa. Ia adalah wujud ketelatenan dan cinta terhadap tradisi. Setiap potongan tapenya menghadirkan rasa legit alami dengan tekstur lembut yang menggoda lidah. “Kuncinya ada pada kesabaran. Dari memilih singkong sampai proses fermentasinya harus benar-benar telaten,” ujar Bu Asih saat ditemui di rumah produksinya, Senin (27/10).

Proses pembuatan tape dilakukan dengan cara tradisional namun higienis. Singkong pilihan dikupas dua kali agar benar-benar bersih, lalu direbus hingga matang sempurna. Setelah itu, singkong didinginkan sebelum ditaburi ragi secara perlahan — langkah penting dalam memulai fermentasi alami tanpa tambahan bahan pengawet.

Dari proses itulah lahir tape dengan cita rasa manis alami dan tekstur sedikit kering, membuatnya lebih awet serta mudah dibawa tanpa takut basi. “Banyak yang suka karena tidak lembek dan rasanya pas. Semua alami tanpa bahan tambahan,” tambah Bu Asih sambil tersenyum bangga.

Kini, Tape Mbak Asih tidak hanya dikenal di wilayah Tambakboyo, tapi juga mulai diminati oleh pembeli dari luar daerah. Dengan kemasan beragam — dari mika kecil dan besar hingga besek bambu tradisional — tape ini tampil menarik sekaligus ramah lingkungan.

Keberhasilan Bu Asih menjaga keaslian cita rasa tape singkong menjadi bukti bahwa warisan kuliner tradisional masih bisa bertahan di tengah gempuran jajanan modern. Meski hanya diproduksi dari dapur sederhana, tape buatannya mampu menembus pasar lokal dan menjadi simbol rasa manis dari ketulusan dan kerja keras.

Masyarakat sekitar berharap Tape Mbak Asih dapat terus berkembang dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah, agar produk lokal seperti ini tetap lestari dan dikenal generasi muda. “Jangan sampai rasa khas desa hilang karena tergeser makanan instan,” tutur salah satu warga yang turut membantu pemasaran tape di media sosial.

Dari Desa Klutuk yang tenang, Tape Singkong Bu Asih membuktikan bahwa kesederhanaan dapat melahirkan kelezatan yang tak lekang oleh waktu — manisnya bukan hanya di lidah, tapi juga di hati setiap penikmatnya

Reporter: kelompok 1 Lailatul Fadhilah dkk

Cari sesuatu di sini

Close